10 Februari 2008

Hemat Energi dengan Sepeda Antik

* Harganya Sama dengan Motor China

INSTRUKSI Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk melakukan penghematan energi, jauh hari sudah dilaksanakan sekelompok penggemar sepeda antik di Kota Brebes. Aktivitas kelompok yang tergabung Paguyuban Sepeda Antik Indonesia (Pasti) tak dipublikasikan, karena mereka tak mau dianggap sensasional. Setiap anggota menerapkan pola hemat energi, dalam konteks terbatas. Seperti ketika malam hari berkunjung ke rumah teman atau saudara, sepeda menjadi alat angkut yang ekonomis.
''Teman-teman anggota Pasti sudah membiasakan diri, ke mana pun pergi naik sepeda antik. Namun untuk ke kantor belum, takut dianggap sensasi,'' ujar Asih Pamubudi SH, salah seorang penggemar sepeda antik.
Lelaki bertubuh atletis itu mengatakan, ketika menjabat camat Brebes -sebelum SBY mengumumkan instruksi hemat energi- dirinya sering ke kantor naik sepeda merek Gazelle. Dari rumahnya Jl Samosir sampai ke kantor sejauh tiga kilometer, ditempuh dengan mengayuh sepeda antiknya.


Asih dan anggota Pasti sangat mendukung program hemat energi yang dilakukan pemerintah. Sebab dengan naik sepeda, badan menjadi sehat. Selain itu tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli bensin. Anggota paguyuban juga mempunyai agenda rutin setiap Minggu pagi, yakni bersepeda bersama ke Kota Tegal untuk berekreasi sekaligus olahraga.
Anggota Pasti semula hanya beberapa orang, tetapi kemudian bertambah dan kini menjadi 26 orang. Personelnya sebagian besar pejabat, mantan pejabat, guru, pensiunan PNS dan TNI.
''Kami ingin menjalin hubungan silaturahmi antarpenggemar sepeda antik. Prinsip banyak kawan banyak rezeki, kami terapkan di sini,'' papar Edy Raharto, pejabat eselon III di Badan Pengawas Daerah (Bawasda).
Tentang sepeda antik, banyak cerita yang disampaikan anggota Pasti. Yang jelas, sekarang untuk mencari sepeda tua dalam keadaan serba-orisinil sangat sulit. Jika ada di pasaran pun harganya sangat mencekik leher. Berapa harga sepeda Gazelle seri 11? ''Saya tidak bisa cerita harga, karena ini kesenangan. Kalau senang dengan barangnya, harga bisa dari Rp 1 juta sampai puluhan juta,'' kata Asih.

Tak Semua Orisinil
Cerita Edy lain lagi, dia punya Gazelle tetapi tidak semua orisinil. Sadel atau jok model masa kini. Suatu ketika dia mampir ke sebuah bengkel sepeda dan bertemu orang sedang memperbaiki sepedanya. Kebetulan sadelnya orisinil, sehingga langsung ditawar Rp 50.000. ''Eh dia ternyata mau saya bayar Rp 50.000, meski sebelumnya dia merasa keberatan,'' paparnya. Sadel asli pada bagian atas tengah tertera merek Gazelle.
Merek sepeda tua yang dipakai anggota Pasti antara lain Batavus, Simplex, Humber, Raleigh, Fongres, Gazelle, dan BSA. Para pemakai sepeda antik rata-rata tidak mengetahui tahun berapa pembuatan sepeda itu. Mereka hanya mengira-kira tahun 1927 sampai 1945.
''Tetapi kemungkinan umurnya lebih tua, karena tahun pembuatan tidak tertera di bodi,'' ujar mereka.
Perburuan sepeda antik belakangan juga banyak dilakukan para belantik (penjual jasa) sepeda. Ada di antara mereka sudah mengenal pemilik sepeda antik dari Brebes sampai Semarang. Menurut Yanto -seorang belantik sepeda- harga sepeda antik bisa mencapai Rp 6 juta-Rp 10 juta, tergantung pada kemulusan barang dan keorisinilannya. ''Ya harganya memang sama dengan motor produksi China,'' ujarnya.
Untuk mengenali sepeda antik sebenarnya sangat mudah. Biasanya pada bagian tertentu, khususnya bodi tertera merek dan di bawah sadel tertera nomor seri. Merek Gazelle misalnya, dikenali memiliki ciri pada pelek. Yakni di bagian tengah berwarna hitam. Kemudian di spakboar terdapat kelinan untuk kabel lampu belakang. Di ujung depan terdapat lambang binatang Kijang, dan di gir genjotan ada lambang Kijang tiga buah. ''Pokoknya kalau kita mau beli harus hati-hati, jangan percaya begitu saja pada belantik,'' paparnya.
Meski umur sepeda hampir rata-rata kepala lima (50 tahun), kondisi sepeda anggota Pasti masih cukup baik. Ketika dinaiki tak kalah dengan sepeda model masa kini. ''Nyaris tak ada suara apa pun ketika kita naiki, genjotannya juga enteng,'' ungkap Asih.
Meski sudah merupakan barang tua, ada salah satu toko di Kota Tegal yang hingga kini masih menyediakan ban sepeda Gazelle, tetapi harga satu ban bisa mencapai Rp 700.000.(Wahidin Soedja-52s)
Sumber :http://www.suaramerdeka.com

Selengkapnya.....

Model Vespa







Selengkapnya.....

LEGENDA VESPA

Sebagian motormania sepakat bahwa hanya ada satu jenis sepeda motor yang mereka anggap paling seksi. Vespa-lah kendaraan yanng dimaksudkan. Boleh saja Anda tidak setuju. Tapi, cobalah pandangi tampilan motor buatan Italia itu dengan seksama. Inilah satu-satunya jenis motor yang berbentuk unik, semua bagian 'tubuhnya' cenderung membulat dengan buntut mirip lekuk penari jaipong.
Lalu, karena bentuknya yang khas itulah, Vespa muncul sebagai salah satu motor terpopuler dan bahkan melegenda di dunia. Popularitas Vespa mulai mengila sejak pertengahan tahun 1950-an. Padahal, saat itu usia produk motor beroda kecil ini belum lebih sepuluh tahun. Piaggio, produsen motor ini, mengumumkan telah mampu meperdagangkan lebih dari 15 juta unit motor pada 1956 ke seluruh pelosok dunia.
Paling menarik, sejumlah nama artis beken internasional saat itu sangat akrab dengan nama Vespa. Mereka antara lain adalah John Wayne, Henry Fonda, dan Jean Paul Belmondo. Termasuk juga Ursula Andress yang malahan pernah menjadi bintang iklannya


Lebih seabad silam, tepatnya 1884, Enrico Piaggio pengusaha muda berdarah Italia-- memulai usahanya di bidang pesawat terbang. Dua puluh tahun kemudian, usahanya itu bangkrut. Dasar bersemangat baja dalam dunia bisnis, Piaggio pantang menyerah. Lalu, dimulailah merancang industri alat transportasi dengan alternatif kendaraan niaga ringan.
Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.
Hasilnya, munculah pertama kali produk motor dengan seri P108. Kendaraan ini berteknologi sederhana tapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah) karena bentuk kerangkanya. Akibat tampilannya itu, motor ini lebih sering dinyatakan sebagai Wespe atau Vespa, yang artinya memang binatang penyengat.
Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha 'kaki lima' merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin ahli teknik konstruksi terkenal di Italia kala itu, Corradino d'Ascanio
Karenanya hak paten pun segera dapat mereka kantongi. Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino. Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek). Maka, d'Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut.
Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Perancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brasilia, dan India --selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa. Maka pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman.
Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa. Tapi ternyata mereka tak sedikit pun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960an.
Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan 'revolusi' bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat.
Produk 150 GS --kala itu dikenal sebagai Vespamore dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an-- memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu. Tapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat dan sekel.
Perkembangan selanjutnya Vespa diarahkan pada bentuk sportif yang nampak pada produknya di tahun 1951. Dan produk tersebut sempat mendapat mendali emas untuk kategori motor Sportif di Eropa. Dan aktualisasi sportif-nya terbukti dengan pecahnya rekor kecepatan 171 km/jam untuk kendaraan Vespa bermesin 125 cc. Dan sejak itulah para Vespamania terlihat sering berkonvoi keluar kota secara berombongan.
Khusus untuk Lambretta, sebenarnya diproduksi lebih tua dari Vespa, tapi sempat terhenti produksinya. Tatkala Vespa berproduksi, Lambretta pun keluar lagi. Hanya saja, posisi mesinnya berbeda dengan Vespa. Vespa bermesin disamping, sedangkan Lambretta ada di tengah. Untuk yang buatan Jerman, jenis scooter-nya bernama NSU Prima. Selain itu, DKW juga memproduksi jenis scooter-nya pula. Ternyata, Jepang pun tak ingin ketinggalan dalam memproduksi motor jenis scooter ini. Di tahun 1960-an, Jepang mengeluarkan jenis scooter Rabit-nya.
Selain Vespa, di Italia ada beberapa produsen motor yang memproduksi jenis scooter ini. Di masa sekarang, bahkan mereka menghasilkan scooter berkecepatan tinggi. Contohnya jenis scooter yang di Italia dikenal Velocivero pabrikan Italjet. Konon, scooter inilah tergolong jenis tercepat di dunia. Kecepatannya melebihi 180 kilometer per jam. Di Indonesia, ada pula jenis seperti ini dipasarkan oleh Aprilia dengan nama Italjet Dragster. Selain itu, Cagivapun kini menelurkan jenis scooter-nya yang dinamakan Cagiva Cucciolo.
Belakangan, sejumlah pabrikan motor kembali membanjiri pasar dengan kendaraan berkapasitas mesin kecil dan cukup laku terserap pasar. Tapi cobalah perhatikan, bentuknya ternyata banyak yang terinspirasi oleh kegenitan atau bahkan keseksian Vespa. Dan kini pun Vespa harus kembali melakukan terobosan, bila ingin kembali populer di tengah pesaingnya. bid/wed/berbagai sumber.
Sumber :http://www.budavest.s5.com

Selengkapnya.....

Design Dheedy_AS Dzelque Blogger Templates 2007-2008